Pernikahan di Arab Saudi bukan hanya soal kemegahan pakaian dan dekorasi. Di balik pesta yang megah, satu elemen yang tak pernah absen adalah hidangan penutup atau kue khas, yang menjadi simbol kehormatan, kebahagiaan, dan budaya keluarga. Di antara berbagai pilihan manis yang disuguhkan, Umm Ali dan Layali Libnan adalah dua yang paling menonjol, menggambarkan akar tradisi sekaligus selera modern dalam pesta pernikahan Saudi.
Budaya Manis di Balik Pernikahan Saudi
Dalam budaya Arab, menyajikan makanan manis pada pernikahan memiliki makna simbolis: harapan akan hidup yang penuh berkah, manis, dan berlimpah rezeki bagi pasangan yang menikah. Kue dan dessert disajikan tidak hanya sebagai pelengkap acara, tetapi juga sebagai elemen penting dalam ritual perayaan dan penyambutan tamu.
Bahkan sebelum acara utama dimulai, tamu biasanya disuguhi dengan kopi Arab dan manisan lokal seperti maamoul (kue isi kurma atau kacang) dan baklava. Namun, dalam resepsi utama, pilihan makanan penutup naik kelas menjadi lebih kompleks dan mewah.
Umm Ali: Manis, Hangat, dan Tradisional
Salah satu hidangan penutup yang sering muncul di pesta pernikahan Saudi adalah Umm Ali. Meski berasal dari Mesir, dessert ini sangat populer di seluruh Timur Tengah, termasuk Arab Saudi. Umm Ali merupakan puding roti berlapis susu, krim, dan kacang-kacangan seperti almond, pistachio, dan kelapa parut. Kadang-kadang ditambahkan kismis atau kurma untuk memberi rasa khas.
Kelezatan Umm Ali terletak pada kesederhanaan dan kekayaan tekstur. Ketika disajikan hangat, puding ini memberikan sensasi lembut dan renyah sekaligus. Dalam konteks pernikahan, Umm Ali tidak hanya menjadi dessert penutup, tetapi juga simbol kehangatan keluarga dan cinta rumah tangga.
Umm Ali biasanya disajikan dalam porsi besar dan ditata dalam bejana besar dari tembaga atau porselen, memperlihatkan nuansa klasik khas Arab.
Layali Libnan: Elegan, Lembut, dan Modern
Di sisi lain, ada Layali Libnan, dessert khas Lebanon yang juga sangat populer dalam pesta pernikahan Saudi modern. Namanya berarti “Malam Lebanon”, dan tampilannya benar-benar merepresentasikan keanggunan malam yang mewah. Layali Libnan terbuat dari semolina yang dimasak dengan susu, lalu diberi topping krim kental (qishta) dan taburan pistachio.
Lapisan paling atas biasanya dipercantik dengan rajazeus sirup mawar atau air jeruk orange blossom, memberi aroma lembut dan mewah. Banyak versi juga menambahkan buah delima segar atau kelopak bunga sebagai hiasan.
Layali Libnan biasanya disajikan dalam potongan kecil yang rapi dan estetik, mencerminkan gaya pesta pernikahan Saudi kelas atas yang kini banyak mengadopsi konsep fusion Arab-Eropa.
Hiasan Kue Pernikahan: Antara Tradisional dan Kontemporer
Tak hanya dalam cita rasa, tampilan kue juga memainkan peran penting dalam resepsi pernikahan Saudi. Banyak pasangan muda kini memilih kue pengantin bertingkat tiga hingga lima, yang dihiasi dengan motif kaligrafi Arab, bunga emas, atau detail kristal.
Namun, tidak sedikit juga yang mempertahankan elemen tradisional. Misalnya:
-
Kue berbentuk kurma isi kacang berbalut emas.
-
Dessert khas seperti kunafa mini atau mahalabiya dalam gelas kristal kecil.
Beberapa vendor dessert bahkan menawarkan paket lengkap “dessert bar” dengan gabungan antara:
-
Umm Ali mini
-
Layali Libnan gelas kecil
-
Basbousa potong kotak
-
Mousse saffron dan kurma
-
Kue modern berisi kacang Arab dan cokelat Belgia
Semua ditata dalam meja berlapis emas atau kaca dengan pencahayaan dramatis, menampilkan sentuhan seni tinggi dalam dunia kuliner.
Simbol Status dan Identitas Keluarga
Dalam banyak pernikahan bangsawan Saudi atau keluarga terpandang, jenis dessert yang disajikan menjadi simbol status sosial dan prestise keluarga. Vendor khusus dari Beirut, Dubai, atau Paris bisa diundang khusus untuk membuat dessert eksklusif. Bahkan dalam beberapa pesta, nama pasangan pengantin diukir dalam cokelat putih atau sirup mawar khusus dikirim dari Damaskus.
Ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga cara keluarga menunjukkan keramahan dan penghargaan terhadap tamu.